Selasa, 11 Maret 2008

Su-7 FITTER A (SUKHOI)

Su-7 FITTER A (SUKHOI)
Su-7 merupakan pesawat tempur serang darat berkusi tunggal dari Russia. Dikembangkan pada awal tahun 1950 an dengan prototipe S-1 "Strela" dan terbang perdana tahun 1955.
Su-7 dipersenjatai dengan 2 kanon NR-30 kaliber 30 mm. Kombinasi bom dengan berat 742kg sampai 495 kg. Roket.
Su-7 digunakan oleh angkatan udara berbagai negara seperti, afganistan, algeria, polandia, vietnam dan lain-lain.



Spesifikasi Su-7 Fitter A
awak : 1 orang
tipe : serang darat
panjang : 17.38 m
bentang sayap : 9 m
berat : 13.387 kg
kec. maks : 1.6 mach
daya jelajah : 1449 km
daya tempur : 250-350 km
sensor : High Fix (SRD-5M) radar
senjata : dua Cannon: NR-30 30mmFAB-500, UV-16-57 rocket bods,
FAB-250, AA-2,FAB-750, FAB-500

sumber : http://www.fas.org/
http://en.wikipedia.org/wiki/Sukhoi_Su-6#Su-7


Helikopter TNI AU Jatuh

Helikopter TNI AU dengan nomor lambung 4712 jatuh di Subang Jawa Barat. Helikopter naas itu jatuh karena menabrak menara sutet, sehingga mengejutkan warga yang bekerja disekitar area tersebut.
Pilot yang yang mengawaki helikopter naas tersebut tewas ditempat, sedangkan co pilot mengalami luka serius dan dilarikan ke rumah sakit terdekat.

Senin, 10 Maret 2008

Kapal Induk

Kapal Induk diperkirakan mampu mengangkut sekitar 80 pesawat dari berbagai tipe , 2000 awak, 4000 berbagai macam bom, plus bahan makanan. Jenis –jenis pesawat yang dingkut (khusus kapal induk Amerika) ada sekitar enam tipe yaitu, F/A-18 Hornets, F-14 Tomcats, SH-60 Seahawks, S-3B Vikings, E-2C Hawkeyes and EA-6B Prowlers.

DESAIN KAPAL INDUK



Primary Flight Control (pri-ply) adalah menara kontrol yang mengatur seluruh operasi penerbangan. Di menara seluruh pergerakan pesawat dipantau baik saat takeoff, landing maupun pergerakan disekitar kapal induk

Bridge merupakan ruang kontrol utama saat kapal induk berlayar. Semua perintah yang mempengaruhi seluruh pergerakan kapal, di instruksikan oleh Officer of the Deck (OOD) dari tempat ini. OOD mengawasi selama 4 jam dan bertanggung jawab atas keamanan dan operasi kapal induk, termasuk navigasi, komonikasi, inspeksi dan tes rutin dan mengawasi seluruh team. Juru mudi (mengendalikan kapal) dan juru mesin (mengendalikan mesin) yang diawasi oleh seorang kepala kelasi melakukan aktifitasnya diatas brige.
Second deck merupakan tempat awak kapal induk beraktifitas. diruangan ini tempat makan, cafetaria dan dapur umum.
Third deck tempat bengkel, loundry, ruang kesehatan, tempat alat ruang pendingin, telepon umum (untuk awak).
Engine room merupakan tempat mesin, bahan bakar. areal ini merupakan areal yang sangat terjaga karena merupakan jantungnya kapal induk

Deck adalah permukaan yang datar diatas kapal tempat takeoff dan landing pesawat tempur.


Hangar deck adalah area dibawah deck yang digunakan untuk menyimpan pesawat (memuat 70-80 pesawat )


Catapult merupakan alat untuk melontarkan pesawat sebelum takeoff. dengan empat buah catapult kapal induk dapat menerbangkan satu pesawat setiap 20 detik.
Catapult terdiri dari piston besar (300 kaki) yang dibenamkan di dalam deck, pada permukaan deck hanya berupa peralatan kecil yang dipasang pada roda depan pesawat (plane's nose gear ). Alat ini yang akan melontarkan pesawat dengan akselerasi 0-160 knot dalam 2 detik.

sumber:

  1. www.fas.org
  2. www.howstuffworks.com


Pembelian Persenjataan Baru India US$ 20 milyar


India berencana meningkatkan anggaran pembelian persenjataan baru, anggaran diperkirakan sekitar US$ 20 milyar. Hal itu dikungkapkan oleh menteri pertahanan India di New Dehli ( saat Air Power India conference) yang diikuti oleh 300 perusahaan industri pertahanan.
US$ 2,3 milyar untuk pembelian 6 kapal selam, US$ 3 moderenisasi kesatuan altileri India. Melanjutkan pembelian Su-30MKI dan tank T-90S . Pengadaan untuk seribu rudal Brahmos-1. US$ 10 milyar untuk pengadaan 126 pesawat tempur multifungsi.
Dengan angaran sebanyak itu membuat membuat angkatan bersenjata India makin kuat, dan yang pasti Pakistan, seteru India akan melakukan hal yang sama.

Indonesia mempertimbangkan pembelian enam jet tempur jenis F-16 Fighting Falcon


Indonesia mempertimbangkan pembelian enam jet tempur jenis F-16 Fighting Falcon dari Amerika Serikat (AS) untuk meningkatkan kesiapan tempur Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU). Pesawat tempur F-16 yang akan dibeli merupakan produksi tahun 1990 an, dengan kisaran harga US$ 30 juta per unit.
Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono mengatakan, pembelian enam unit F-16 Fighting Falcon itu untuk melengkapi sepuluh unit pesawat sejenis varian A/B milik TNI AU yang akan di-"up grade" (ditingkatkan kemampuannya). Mendekati varian terbaru Block 52 F-16 Fighting Falcon C/D multi role, terutama untuk sistem avioniknya
Ia menjamin, rencana pembelian F-16 tersebut tidak akan berpengaruh terhadap komitmen RI dengan pemerintah Rusia dalam pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) TNI.